Jurusan Pendidikan Luar Sekolah
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Yogyakarta
Alamat: Kampus UNY Karangmalang Yogyakarta 55281
Tlp. (0274) 586168 psw 369
a. Latar belakang
Program studi Pendidikan Luar Sekolah (PLS) pada awalnya terlahir dengan nama program studi Pendidikan Sosial (PS) pada tanggal 19 september1955, saat ini menjadi salah satu program studi di lingkup Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta, memfokuskan diri pada kajian-kajian di luar sistem persekolahan, merujuk pada Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Secara operasional program studi Pendidikan Luar Sekolah diarahkan pada penyiapan tenaga PLS yang berkemampuan mengelola satuan Pendidikan Luar Sekolah, memfasilitasi proses pembelajaran dan perhatian warga belajar dalam berbagai dimensinya, mengarahkan pada kepemilikan dan perkembangan ilntelegensi, kebutuhan belajar, keterampilan belajar, keterampilan fungsional, keterampilan wirausaha, serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional dan kemandirian masyarakat.
b. Visi dan Misi
Visi:
Jurusan Pendidikan Luar Sekolah yang unggul di tingkat nasional yang berlandaskan ketaqwaan, kemandirian, kecendikiaan, dan berwawasan kebangsaan.
Misi:
1. Mengembangkan praksis Pendidikan Luar Sekolah yang memberdayakan masyarakat yang berkarakter.
2. Membelajarkan masyarakat secara berkelanjutan menuju tercapainya masyarakat belajar yang berlandaskan nilai-nilai ketaqwaan, kemandirian dan responsif terhadap tuntutan masyarakat.
3. Menyelenggarakan pendidikan profesional yang berbasis penelitian.
4. Melaksanakan praktik pembelajaran dalam bidang dan program Pendidikan Luar Sekolah.
c. Tujuan
Program studi Pendidikan Luar Sekolah menyelenggarakan pendidikan akademik program studi S1 Pendidikan Luar Sekolah, menyiapkan tenaga kependidikan Luar Sekolah yang memiliki kompetensi: 1) Pengelola program PLS, 2) Fasilitator pusat kegiatan belajar masyarakat, 3) Pelaku wirausaha sosial dan pemberdayaan masyarakat.
d. Bidang Keahlian
Mengacu pada kepmendiknas Nomor 232/U/2000, serta SK Mendiknas No. 045/U/2002, mengenal prospek bidang pekerjaan lulusan Program Studi S1 Pendidikan Luar Sekolah, adalah sebagai pengelola & Pengembang Program PLS/ PNFI serta fasilitator pembelajaran pada lembaga-lembaga PLS/ PNFI, yang meliputi:
1. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
2. Pendidikan Orang Dewasa
3. Pendidikan Kepemudaan
4. Pendidikan Kesetaraan
5. Pendidikan Keaksaraan
6. Pendidikan Pemberdayaan Perempuan
7. Pendidikan Masyarakat dan Pelatihan Kerja
Pendidikan dan pelatihan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik (akademik, keterampilan-kewirausahaan) sesuai dengan kebutuhan.
e. Fasilitas Pembelajaran
Fasilitas pendukung kegiatan pembelajaran disediakan oleh Universitas Negeri Yogyakarta/ Fakultas Ilmu Pendidikan/ Pogram Studi Pendidikan Luar Sekolah maupun hasil kerja sama dan bantuan dari masyarakat serta sumber lain, meliputi: Ruang Kuliah yang cukup representetive, Laboratorium Komputer yang dilengkapi dengan LCD, OHP, Laptop, Handycam, Slide Projector, Walkman, TV, VCD Player, Mini compo, Tape Recorder, Kamera manual dan Digital, untuk meningkatkan skill dan kemampuan profesional yang terkait dengan pengembangan media pembelajaran PLS, Perpustakaan Fakultas/ Jurusan untuk mendukung kajian keilmuan PLS.
Dalam mendukung mempersiapkan lulusannya agar memiliki kompetensi utama sebagai Pendidik Luar Sekolah maupun beberapa kompetensi pendukung lainnya, Program studi PLS telah mempersiapkan fasilitas pendukung berupa Laboratorium di luar kampus “Rumah Pintar Omah Pasinaon di Gunung Kidul”, dengan mitra beberapa PKBM, LSM dan SKB, BPKB, BP2KS, P2PAUDNI, Laboratorium Pendidikan Anak Usia Dini yang berlokasi di Kampus UPP II Jalan Bantul Yogyakarta sebagai ajang penelitian dosen maupun mahasiswa, praktik perkuliahan, kegiatan PPL-KKN, pengabdian kepada masyarakat dan keegiatan akademik lainnya, serta berbagai kegiatan kerja sama dengan pihak-pihak terkait.
f. Unit Pelayanan Masyarakat
Program studi Pendidikan Luar Sekolah menyediakan layanan kepada masyarakat yang membutuhkan bantuan layanan berkaitan dengan kegiatan-kegiatan di bidang Pendidikan Luar Sekolah dan pembelajaran masyarakat, seperti penyuluhan, pelatihan, penelitian, diklat dan sebagainya.
PROSPEK LULUSAN PLS
Lulusan PLS FIP UNY telah bekerja di beberapa Instansi pemerintah (Depdikbud, Dikmas, P2PAUDNI, BPKB, SKB, Dinsos, BKKBN, Penmas, Depnaker, dll) dan Swasta (peneliti, trainer, konsultan PLS, penmas, pengelola PKBM, LSM, wirausaha, dll).
Prestasi pengembangan yang pernah diraih hingga saat ini:
1. Pemenang program hibah kompetisi A-2 tahun 2005-2007
2. Pendampingan PKBM
3. Pemberantasan Buta Aksara 2008-2010
4. Kajian Rumah Pintar, Taman Pintar dan Komunitas Pintar 2010
5. Efikasi Kebijakan PNFI (2010)
6. Kajian Aksara Kewirausahaan (2011)
7. Beberapa penelitian tahun 2011-2012 (stranas, hikom, hibah bersaing)
TENAGA EDUKATIF
Guna mendukung terlaksananya proses pembelajaran yang bermutu, Program Studi PLS memiliki tenaga edukatif tetap berjumlah 17 orang, terdiri dari 3 guru besar, 5 orang doktor, 9 orang magister (2 dosen sedang menempuh program doktor), 15 dosen telah tersetifikasi sebagai pendidik, secara lebih rinci tenaga edukatif tersebut adalah:
1. Prof. Dr. Wuraji, M. S
2. Prof. Dr. Sodiq Aziz Kuntoro, M. Ed
3. Prof. Dr. Yoyon Suryono, M. S
4. Sumarno, Ph. D
5. Dr. Sugito, MA
6. Dr. Sujarwo, M. Pd
7. Dr. Puji Yanti Fauziah, M. Pd
8. Dr. Iis Prasetya, MM
9. Al. Setya Rohadi, M. Kes (Sedang S3)
10. Entoh Tohani, M. Pd (Sedang S3)
11. Nur Djazifah ER, M. Si
12. Mulyadi, M. Pd
13. S.W. Septiarti, M. Si
14. RB. Suharta, M. Si
15. Widyaningsih, M. Si
16. Hiryanto, M. Si
17. Luthfi Wibawa, M. Pd
Jumat, 07 Juni 2013
Selasa, 03 Januari 2012
puisi cinta untuk pak edi
Dalam temaram sinar lampu minyak
Dari kesabaranmu aku mengenal alif
meski terbata-bata harus kulafazhkan
Dari kebersahajaanmu aku mengenal alif
sebagai langkah awal perjalanan
Dari kebeningan jiwamu aku mengenal alif
untuk bekal belajar memaknai kehidupan
Guru…
Alifmu kini telah mengantarku untuk mengenal
Sang Maha Guru
Dari kesabaranmu aku mengenal alif
meski terbata-bata harus kulafazhkan
Dari kebersahajaanmu aku mengenal alif
sebagai langkah awal perjalanan
Dari kebeningan jiwamu aku mengenal alif
untuk bekal belajar memaknai kehidupan
Guru…
Alifmu kini telah mengantarku untuk mengenal
Sang Maha Guru
Kamis, 27 Oktober 2011
TEORI BAHASA INDONESIA UN
Artikel adalah karangan faktual secara lengkap dengan panjang tertentu yang dibuat untuk dipublikasikan (melalui koran, majalah, buletin, dsb) dan bertujuan menyampaikan gagasan dan fakta yang dapat meyakinkan, mendidik, dan menghibur. Karangan merupakan karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Lima jenis karangan yang umum dijumpai dalam keseharian adalah narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.
Narasi
Secara sederhana, narasi dikenal sebagai cerita. Pada narasi terdapat peristiwa atau kejadian dalam satu urutan waktu. Di dalam kejadian itu ada pula tokoh yang menghadapi suatu konflik. Ketiga unsur berupa kejadian, tokoh, dan konflik merupakan unsur pokok sebuah narasi. Jika ketiga unsur itu bersatu, ketiga unsur itu disebut plot atau alur. Jadi, narasi adalah cerita yang dipaparkan berdasarkan plot atau alur.
Narasi dapat berisi fakta atau fiksi. Narasi yang berisi fakta disebut narasi ekspositoris, sedangkan narasi yang berisi fiksi disebut narasi sugestif. Contoh narasi ekspositoris adalah biografi, autobiografi, atau kisah pengalaman. Pola narasi secara sederhana berbentuk susunan dengan urutan awal – tengah – akhir.
Awal narasi biasanya berisi pengantar yaitu memperkenalkan suasana dan tokoh. Bagian awal harus dibuat menarik agar dapat mengikat pembaca.
Bagian tengah merupakan bagian yang memunculkan suatu konflik. Konflik lalu diarahkan menuju klimaks cerita. Setelah konfik timbul dan mencapai klimaks, secara berangsur-angsur cerita akan mereda.
Akhir cerita yang mereda ini memiliki cara pengungkapan bermacam-macam. Ada yang menceritakannya dengan panjang, ada yang singkat, ada pula yang berusaha menggantungkan akhir cerita dengan mempersilakan pembaca untuk menebaknya sendiri.
Langkah menyusun narasi (terutama yang berbentuk fiksi) cenderung dilakukan melalui proses kreatif, dimulai dengan mencari, menemukan, dan menggali ide.
Contoh narasi berisi fakta:
Ir. Soekarno, Presiden Republik Indonesia pertama adalah seorang nasionalis. Beliau memimpin PNI pada tahun 1928. Soekarno menghabiskan waktunya di penjara dan di tempat pengasingan karena keberaniannya menentang penjajah.
Soekarno mengucapkan pidato tentang dasar-dasar Indonesia merdeka yang dinamakan Pancasila pada sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945.
Soekarno bersama Mohammad Hatta sebagai wakil bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Ia ditangkap Belanda dan diasingkan ke Bengkulu pada tahun 1948. Soekarno dikembalikan ke Yogya dan dipulihkan kedudukannya sebagai Presiden RI pada tahun 1949.
Jiwa kepemimpinan dan perjuangannya tidak pernah pupus. Soekarno bersama pemimpin-pemimpin negara lainnya menjadi juru bicara bagi negara-negara nonblok pada Konferensi Asia Afrika di Bandung tahun 1955. Hampir seluruh perjalanan hidupnya dihabiskan untuk berbakti dan berjuang.
Contoh narasi fiksi:
Aku tersenyum sambil mengayunkan langkah. Angin dingin yang menerpa, membuat tulang-tulang di sekujur tubuhku bergemeretak. Wangi kayu cadar yang terbakar di perapian menyambutku ketika Eriza membukakan pintu. Wangi yang kelak akan kurindui ketika aku telah kembali ke tanah air. Ada yang berdegup keras di dalam dada, namun kuusahakan untuk menepiskannya. Jangan, Bowo, sergah hati kecilku, jangan biarkan hatimu terbagi. Ingatlah Ratri, dia tengah menunggu kepulanganmu dengan segenap cintanya.
Deskripsi
Karangan ini berisi gambaran mengenai suatu hal/keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar, atau merasakan hal tersebut.
Karangan deskripsi memiliki ciri-ciri seperti:
menggambarkan atau melukiskan sesuatu,
membuat pembaca atau pendengar merasakan sendiri atau mengalami sendiri.
Pola pengembangan paragraf deskripsi:
Eksposisi
Karangan ini berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca. Untuk memperjelas uraian, dapat dilengkapi dengan grafik, gambar atau statistik. Eksposisi demikian lazim disebut paparan proses.
Langkah menyusun eksposisi:
Contoh topik yang tepat untuk eksposisi:
Peranan majalah dinding di sekolah
Sekolah kejuruan sebagai penghasil tenaga terampil.
Contoh karangan eksposisi pada umumnya:
Dalam bidang akuntasi, pekerjan akuntan berupa pengolahan data untuk menghasilkan informasi keuangan, juga perencanaan sistem informasi akuntansi yang digunakan untuk menghasilkan informasi keuangan.
Dalam bidang auditing pekerjaan akuntan berupa pemeriksaan laporan keuangan secara objektif untuk menilai kewajaran informasi yang tercantum dalam laporan tersebut.
Argumentasi
Karangan ini bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat/kesimpulan dengan data/fakta sebagai alasan/bukti. Dalam argumentasi pengarang mengharapkan pembenaran pendapatnya dari pembaca. Adanya unsur opini dan data, juga fakta atau alasan sebagai penyokong opini tersebut.
Langkah menyusun argumentasi:
Contoh tema/topik yang tepat untuk argumentasi:
Sekolah Menengah Kejuruan sebagai aset bangsa yang potensial.
Contoh karangan argumentasi pada umumnya:
Jiwa kepahlawanan harus senantiasa dipupuk dan dikembangkan karena dengan jiwa kepahlawanan, pembangunan di negara kita dapat berjalan dengan sukses. Jiwa kepahlawanan akan berkembang menjadi nilai-nilai dan sifat kepribadian yang luhur, berjiwa besar, bertanggung jawab, berdedikasi, loyal, tangguh, dan cinta terhadap sesama. Semua sifat ini sangat dibutuhkan untuk mendukung pembangunan di berbagai bidang.
Persuasi
Karangan ini bertujuan mempengaruhi pembaca untuk berbuat sesuatu. Dalam persuasi pengarang mengharapkan adanya sikap motorik berupa perbuatan yang dilakukan oleh pembaca sesuai dengan yang dianjurkan penulis dalam karangannya.
Langkah menyusun persuasi:
Contoh tema/topik yang tepat untuk persuasi:
Katakan tidak pada NARKOBA,
Contoh karangan persuasi pada umumnya:
Salah satu penyakit yang perlu kita waspadai di musim hujan ini adalah infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Untuk mencegah ISPA, kita perlu mengonsumsi makanan yang bergizi, minum vitamin dan antioksidan. Selain itu, kita perlu istirahat yang cukup, tidak merokok, dan rutin berolah raga.
Narasi
Secara sederhana, narasi dikenal sebagai cerita. Pada narasi terdapat peristiwa atau kejadian dalam satu urutan waktu. Di dalam kejadian itu ada pula tokoh yang menghadapi suatu konflik. Ketiga unsur berupa kejadian, tokoh, dan konflik merupakan unsur pokok sebuah narasi. Jika ketiga unsur itu bersatu, ketiga unsur itu disebut plot atau alur. Jadi, narasi adalah cerita yang dipaparkan berdasarkan plot atau alur.
Narasi dapat berisi fakta atau fiksi. Narasi yang berisi fakta disebut narasi ekspositoris, sedangkan narasi yang berisi fiksi disebut narasi sugestif. Contoh narasi ekspositoris adalah biografi, autobiografi, atau kisah pengalaman. Pola narasi secara sederhana berbentuk susunan dengan urutan awal – tengah – akhir.
Awal narasi biasanya berisi pengantar yaitu memperkenalkan suasana dan tokoh. Bagian awal harus dibuat menarik agar dapat mengikat pembaca.
Bagian tengah merupakan bagian yang memunculkan suatu konflik. Konflik lalu diarahkan menuju klimaks cerita. Setelah konfik timbul dan mencapai klimaks, secara berangsur-angsur cerita akan mereda.
Akhir cerita yang mereda ini memiliki cara pengungkapan bermacam-macam. Ada yang menceritakannya dengan panjang, ada yang singkat, ada pula yang berusaha menggantungkan akhir cerita dengan mempersilakan pembaca untuk menebaknya sendiri.
Langkah menyusun narasi (terutama yang berbentuk fiksi) cenderung dilakukan melalui proses kreatif, dimulai dengan mencari, menemukan, dan menggali ide.
Contoh narasi berisi fakta:
Ir. Soekarno, Presiden Republik Indonesia pertama adalah seorang nasionalis. Beliau memimpin PNI pada tahun 1928. Soekarno menghabiskan waktunya di penjara dan di tempat pengasingan karena keberaniannya menentang penjajah.
Soekarno mengucapkan pidato tentang dasar-dasar Indonesia merdeka yang dinamakan Pancasila pada sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945.
Soekarno bersama Mohammad Hatta sebagai wakil bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Ia ditangkap Belanda dan diasingkan ke Bengkulu pada tahun 1948. Soekarno dikembalikan ke Yogya dan dipulihkan kedudukannya sebagai Presiden RI pada tahun 1949.
Jiwa kepemimpinan dan perjuangannya tidak pernah pupus. Soekarno bersama pemimpin-pemimpin negara lainnya menjadi juru bicara bagi negara-negara nonblok pada Konferensi Asia Afrika di Bandung tahun 1955. Hampir seluruh perjalanan hidupnya dihabiskan untuk berbakti dan berjuang.
Contoh narasi fiksi:
Aku tersenyum sambil mengayunkan langkah. Angin dingin yang menerpa, membuat tulang-tulang di sekujur tubuhku bergemeretak. Wangi kayu cadar yang terbakar di perapian menyambutku ketika Eriza membukakan pintu. Wangi yang kelak akan kurindui ketika aku telah kembali ke tanah air. Ada yang berdegup keras di dalam dada, namun kuusahakan untuk menepiskannya. Jangan, Bowo, sergah hati kecilku, jangan biarkan hatimu terbagi. Ingatlah Ratri, dia tengah menunggu kepulanganmu dengan segenap cintanya.
Deskripsi
Karangan ini berisi gambaran mengenai suatu hal/keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar, atau merasakan hal tersebut.
Karangan deskripsi memiliki ciri-ciri seperti:
menggambarkan atau melukiskan sesuatu,
membuat pembaca atau pendengar merasakan sendiri atau mengalami sendiri.
Pola pengembangan paragraf deskripsi:
- Paragraf Deskripsi Spasial, paragraf ini menggambarkan objek kusus ruangan, benda atau tempat.
- Paragraf Deskripsi Subjektif, paragraf ini menggambarkan objek seperti tafsiran atau kesan perasaan penulis.
- Paragraf Deskripsi Objektif, paragraf ini menggambarkan objek dengan apa adanya atau sebenarnya.
- Tentukan objek atau tema yang akan dideskripsikan
- Tentukan tujuan
- Mengumpulkan data dengan mengamati objek yang akan dideskripsikan
- Menyusun data tersebut ke dalam urutan yang baik (menyusun kerangka karangan)
- Menguraikan kerangka karangan menjadi dekripsi yang sesuai dengan tema yang ditentukan
Eksposisi
Karangan ini berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca. Untuk memperjelas uraian, dapat dilengkapi dengan grafik, gambar atau statistik. Eksposisi demikian lazim disebut paparan proses.
Langkah menyusun eksposisi:
- Menentukan topik/tema
- Menetapkan tujuan
- Mengumpulkan data dari berbagai sumber
- Menyusun kerangka karangan sesuai dengan topik yang dipilih
- Mengembangkan kerangka menjadi karangan eksposisi.
Contoh topik yang tepat untuk eksposisi:
Peranan majalah dinding di sekolah
Sekolah kejuruan sebagai penghasil tenaga terampil.
Contoh karangan eksposisi pada umumnya:
Dalam bidang akuntasi, pekerjan akuntan berupa pengolahan data untuk menghasilkan informasi keuangan, juga perencanaan sistem informasi akuntansi yang digunakan untuk menghasilkan informasi keuangan.
Dalam bidang auditing pekerjaan akuntan berupa pemeriksaan laporan keuangan secara objektif untuk menilai kewajaran informasi yang tercantum dalam laporan tersebut.
Argumentasi
Karangan ini bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat/kesimpulan dengan data/fakta sebagai alasan/bukti. Dalam argumentasi pengarang mengharapkan pembenaran pendapatnya dari pembaca. Adanya unsur opini dan data, juga fakta atau alasan sebagai penyokong opini tersebut.
Langkah menyusun argumentasi:
- Menentukan topik/tema
- Menetapkan tujuan
- Mengumpulkan data dari berbagai sumber
- Menyusun kerangka karangan sesuai dengan topik yang dipilih
- Mengembangkan kerangka menjadi karangan argumentasi
Contoh tema/topik yang tepat untuk argumentasi:
Sekolah Menengah Kejuruan sebagai aset bangsa yang potensial.
Contoh karangan argumentasi pada umumnya:
Jiwa kepahlawanan harus senantiasa dipupuk dan dikembangkan karena dengan jiwa kepahlawanan, pembangunan di negara kita dapat berjalan dengan sukses. Jiwa kepahlawanan akan berkembang menjadi nilai-nilai dan sifat kepribadian yang luhur, berjiwa besar, bertanggung jawab, berdedikasi, loyal, tangguh, dan cinta terhadap sesama. Semua sifat ini sangat dibutuhkan untuk mendukung pembangunan di berbagai bidang.
Persuasi
Karangan ini bertujuan mempengaruhi pembaca untuk berbuat sesuatu. Dalam persuasi pengarang mengharapkan adanya sikap motorik berupa perbuatan yang dilakukan oleh pembaca sesuai dengan yang dianjurkan penulis dalam karangannya.
Langkah menyusun persuasi:
- Menyusun kerangka karangan
- Mengembangkan kerangka karangan menjadi karangan persuasi
Contoh tema/topik yang tepat untuk persuasi:
Katakan tidak pada NARKOBA,
Contoh karangan persuasi pada umumnya:
Salah satu penyakit yang perlu kita waspadai di musim hujan ini adalah infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Untuk mencegah ISPA, kita perlu mengonsumsi makanan yang bergizi, minum vitamin dan antioksidan. Selain itu, kita perlu istirahat yang cukup, tidak merokok, dan rutin berolah raga.
Langganan:
Postingan (Atom)